[email protected] (021) 7823975

Dukung Swasembada Pangan Lewat Pupuk Organik

UPLAND Project, JAKARTA - Pupuk organik berbasis Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) Biogas menjadi salah satu upaya jitu dalam mendukung swasembada pangan nasional. Program ini merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto melalui Aswa Cita. Selain mampu menekan biaya produksi, pupuk organik juga menjadi solusi efektif untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Karena itu, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, melalui program UPLAND, terus mendorong penerapan pertanian ramah lingkungan.

Salah satu fokus utama program ini adalah mendorong petani memproduksi pupuk organik secara mandiri menggunakan teknologi fermentasi anaerob. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Andi Nur Alam Syah mengatakan, UPPO Biogas adalah alternatif penting dalam mewujudkan swasembada pangan. "Penggunaan pupuk organik tidak hanya mendukung keberlanjutan ekosistem, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang merusak lingkungan," katanya.

Penggunaan pupuk organik memiliki banyak manfaat, yakni meningkatkan unsur hara tanah seperti kadar karbon organik, yang saat ini menurun di banyak lahan pertanian Indonesia. Pemanfaatan pupuk alami membantu memperbaiki struktur dan tekstur tanah, sehingga lebih subur dan menekan biaya produksi, yang sangat membantu petani.

Adapun fermentasi anaerob sebagai proses utama pembuatan pupuk organik, memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya, mematikan bakteri patogen yang dapat merugikan tanaman, meningkatkan kualitas nitrogen dengan kadar amonia yang jauh lebih rendah, dan menghasilkan mikroorganisme baik melalui tambahan Mikroorganisme Lokal (MOL), yang bermanfaat bagi tanah. "Pupuk organik ini mendukung ketahanan pangan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, sehingga mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern," kata Andi

Andi menjelaskan, UPPO Biogas turut mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam pengurangan dampak perubahan iklim dan pelestarian lingkungan. "Kesadaran dan kemampuan menerapkan pertanian berkelanjutan adalah tanggung jawab bersama untuk generasi saat ini dan masa depan bangsa," ucapnya.

Project Management Unit UPLAND, Muhammad Ikhwan menjelaskan, Unit Pengelolaan Pupuk Organik merupakan salah satu program yang bisa menjadi solusi atas keterbatasan pupuk subsidi. Dalam program ini, petani dilatih untuk membuat pupuk organik dari bahan-bahan lokal, seperti serbuk gergaji, sekam padi, limbah organik rumah tangga, hingga kotoran ternak.

“Bantuan UPPO ini diharapkan dapat membantu ketersediaan pupuk petani di tengah terbatasnya pupuk subsidi," ujar Ikhwan. Menurut dia, fermentasi anaerob menghasilkan pupuk berkualitas tinggi yang jauh lebih baik dibandingkan pupuk kompos biasa. "Program ini sederhana dan bisa dilakukan dalam skala rumah tangga.”

Hasil penerapan program ini telah terlihat di berbagai lokasi binaan, seperti Magelang, Lombok, Lebak, dan Tasikmalaya. Petani di wilayah tersebut melaporkan peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen, dengan harga jual beras organik yang lebih tinggi dibandingkan beras non-organik. Selain itu, biogas sebagai produk sampingan dari proses fermentasi juga dapat dimanfaatkan dalam skala rumah tangga. Teknologi ini dinilai ramah lingkungan karena mampu mengurangi emisi gas metana, salah satu penyebab gas rumah kaca.

Dosen Universitas Mataram, I Gusti Lanang Media mengatakan, langkah tim UPLAND dalam mengembangkan UPPO Biogas merupakan strategi yang tepat untuk memajukan pertanian Indonesia. Selama ini teknologi biogas sudah dikenal cukup lama, tetapi belum berkembang optimal. "Jika dikelola dengan baik, instalasi biogas dapat membantu petani mengembangkan pertanian organik yang lebih efisien," kata dia.

Lanang juga menilai pelatihan dan fasilitas yang diberikan program ini memiliki manfaat jangka panjang karena bisa diterapkan sepanjang waktu dan dibagikan kepada petani lainnya. Hanya saja, dia menekankan pentingnya semangat dan komitmen petani dalam menjalankan program tersebut.(*)