
IsDB dan IFAD Perkuat Ketahanan Pangan Indonesia Lewat Pengembangan Pertanian Dataran Tinggi
UPLAND Project, Jakarta - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan petani, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan Program UPLAND, yang difokuskan pada pengembangan sektor pertanian di dataran tinggi.
Program ini mencakup 13 kabupaten di seluruh Indonesia dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, kapasitas, dan kesejahteraan petani.
Koordinator Tim Pemantau dan Pengendali Program UPLAND, Rahmanto, menjelaskan, program ini berfokus pada komoditas unggulan sesuai dengan potensi lokal.
Salah satu keberhasilan UPLAND terlihat di Malang, Jawa Timur, dengan pengembangan komoditas bawang merah sebagai produk unggulan.
"UPLAND hadir untuk meningkatkan produksi, menjaga ketahanan pangan, dan memastikan stabilitas harga komoditas utama seperti bawang merah, terutama dalam menghadapi tekanan inflasi," ujar Rahmanto dalam kunjungan perwakilan Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) ke Malang, Kamis (21/11/2024).
Rahmanto menjelaskan, Malang menjadi salah satu contoh sukses program UPLAND dengan peningkatan produksi bawang merah yang berdampak langsung pada stabilitas harga dan kesejahteraan petani.
"Jika produksi meningkat, petani akan lebih sejahtera, dan inflasi dapat terkendali," tambahnya.
Selain bawang merah, program ini juga mengembangkan berbagai komoditas unggulan lainnya di beberapa daerah, seperti manggis, kopi, beras organik, dan bawang putih.
Pendekatan yang diterapkan disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan lokal, seperti pengembangan padi organik di Tasikmalaya dan Magelang.
Program UPLAND tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi, tetapi juga mendukung keberlanjutan pendapatan petani. Hal ini dilakukan dengan penyediaan alat dan mesin pertanian, pembangunan infrastruktur, irigasi, serta dukungan pemasaran.
"Kami ingin memastikan petani mendapatkan pendapatan yang layak agar mereka tetap fokus pada komoditas unggulan. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi biaya produksi melalui bantuan alat dan infrastruktur," jelas Rahmanto.
Di sisi pemasaran, program ini memberikan pelatihan kepada petani untuk menjual hasil pertanian mereka dengan harga yang lebih kompetitif.
"Produk yang meningkat harus bisa dijual dengan baik. Kami membantu petani menemukan pembeli yang tepat agar hasil panen memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi," tambahnya.
Country Director IFAD South East Asia and The Pacific, Hani A. Elsadani Salem, menegaskan bahwa tujuan utama program ini adalah memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani miskin di Indonesia.
"Program ini memiliki dua tujuan utama: meningkatkan ketahanan pangan dan penghidupan petani serta pelaku pertanian lainnya," ujarnya.
Resident Representative and Director IsDB, Amer Bukvic, juga memuji potensi besar Indonesia dalam mengelola sumber daya alamnya yang kaya.
Ia menegaskan, tujuan utama program UPLAND adalah mendukung ketahanan pangan Indonesia sekaligus meningkatkan efisiensi pemasaran produk pertanian.
"Kami ingin berkontribusi untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045," kata Amer.
Rahmanto menambahkan, keberhasilan program UPLAND dapat diukur dari kualitas produk unggulan yang dihasilkan. Jika kualitasnya baik, produk Indonesia akan lebih kompetitif di pasar nasional maupun internasional.
"Dengan kualitas yang terjaga, produk kami bisa diterima dengan baik di berbagai pasar," pungkasnya.
Malang, sebagai salah satu daerah percontohan, telah menunjukkan keberhasilan program ini. Ke depan, Kementerian Pertanian berencana memperluas cakupan program UPLAND untuk mencakup lebih banyak daerah dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
(Sumber : Berita ini telah ditayangkan di halaman www.akurat.co )