Antisipasi Gagal Panen dan Solusi Penanganannya
UPLAND Project - Sektor pertanian mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhaan pangan nasional, namun selama ini Indonesia masih mengimpor beras dari negara lain guna untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakatnya.
Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, kualitas hasil dan menurunkan produktivitas.
Gagal Panen adalah kondisi dimana kita petani tidak mendapatkan hasil yang mereka panen, hal tersebut sangat tidak di inginkan oleh para petani.
Faktor penyebab terjadinya gagal panen yaitu;
1. Serangan Hama. Di beberapa daerah penyebaran hama dan penyakit terjadi hingga
puluhan atau bahkan ratusan hektar lahan pertanian.
2. Kekeringan. Syarat utama tanaman untuk berfotosintesis adalah air, sehingga apabila air
tidak tersedia maka proses fotosintesis tidak bisa berlangsung dengan baik.
3. Bencana alam. Terjadinya bencana alam bisa merusak tanaman, sehingga menyebabkan
kegagalan panen.
4. Cuaca ekstrim. Hujan yang lebat akan menyebabkan daerah atau wilayah penanaman
terserang banjir, sebaliknya jika terjadi cuaca yang sangat panas maka akan menyebabkan
kekeringan.
5. Salah memilih varietas benih. Pemilihan varietas benih disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar agar mudah beradaptasi dan tidak mudah terserang hama dan penyakit.
6. Kurangnya perawatan. Pemberian pupuk, obat tanaman, dan penyiraman sangat penting
agar tetap sehat.
Perlu adanya langkah-langkah untuk mengantisipasi gagal panen tersebut dalam
mengantisipasi gagal panen yaitu;
1. Memanfaatkan Sumber Air. Langkah pertama yaitu memanfaatkan sumber air untuk
mengatasi ancaman gagal panen karena kekeringan. Kementerian mengedepankan
pengawasan sumber air bagi suplai lahan pertanian yang terdampak kekeringan.
2. Mitigasi Kekeringan Menggunakan Alsitan. Alat mesin pertanian (alsitan) bisa
dimanfaatkan untuk mengatasi gagal panen, karena alat ini membantu proses
mitigasi kekeringan.
3. Koordinasi serta Pengawalan Air. Cara mengatasi gagal panen lainnya yang dilakukan
Kementan dalam hal mitigasi yaitu menerapkan koordinasi serta pengawalan air.
Ketika ketersediaan debet air pada setiap waduk dan bendungan telah diperiksa,
selanjutnya menjadwalkan irigasi.
Irigasi ini diterapkan khususnya di wilayah yang mempunyai standing crop terdampak kekeringan dan diharapkan seluruh lahan kering akan menjadi lahan produktif.