[email protected] (021) 7823975

Upland Project Atasi Persoalan Polemik Pertanian Dataran Tinggi

UPLAND Project, Jakarta - Para petani yang mengelola lahan pertanian di daerah dataran tinggi dihadapkan pada faktor pembatas biofisik yang meliputi curamnya lereng, rentan terjadinya longsor dan erosi, dan curah hujan yang relatif tinggi. Kesalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya lahan di daerah ini dapat menimbulkan kerusakan yang dampaknya bersifat multiplier effects.

Salah satu daerah dataran tinggi yang sering mengalami erosi yaitu Dieng, salah satu penghasil komoditas pertanian yang berupa kentang terbaik. Namun sayang, akibat bencana yang kerap kali terjadi, petani Dieng menjadi sorotan publik.

Hal tersebut disebabkan karena bencana yang terjadi dikabarkan akibat pemupukan kimia secara intensif yang memicu terjadinya penggaraman bahkan penggurunan lahan yang dilakukan oleh para petani. Pemberantasan hama dengan pestisida kimia telah menimbulkan pencemaran terhadap air sampai ke daerah hilir.

Petani kerap dituding menjadi aktor yang paling bersalah atas kerusakan sumber daya alam di dataran tinggi. Padahal jika ditilik lebih lanjut, tingkat penerimaan petani relatif lebih rendah dibandingkan dengan aktor lainnya sepanjang rantai pasokan seperti pengepul, pedagang besar, hingga industri pemrosesan. Artinya meski memang petani bertindak sebagai produsen, tetapi tanggung jawab pengelolaannya melibatkan multipihak.

Pada 2019, Kementerian Pertanian telah meneken program pengembangan pertanian terintegrasi di dataran tinggi bernama The Development of Integrated Farming System in Upland Areas atau dikenal dengan Upland Project. Program tersebut bertujuan untuk mengakselerasi kemajuan pertanian di dataran tinggi di Indonesia yang bersifat komprehensif dan berkelanjutan dari hulu ke hilir.

Kehadiran Upland Project memberikan kabar baik atas dilematika pertanian di dataran tinggi di Indonesia. Pengembangan pertanian berbasis agroekologi di dataran tinggi patut untuk dilakukan agar mencapai usaha tani yang produktif dan berkelanjutan. Juga untuk menjaga kestabilan alam.

Dalam pengelolaan dan pengembangan pertanian, Upland Project mengadopsi pertanian organik  untuk mencapai tujuan dari Upland dimana salah satu tujuannya ialah meningkatkan produktivitas pertanian. Program Upland Project juga digadang gadang akan menjadi solusi bagi pertanian yang berkelanjutan baik secara ekonomi, sosial, dan sumber daya alam.